Belantara Learning Series Episode 14 Bahas Ekosistem Mangrove dan Masa Depan Karbon Biru: Kolaborasi Akademisi, Pemerintah, dan Praktisi Lingkungan
- Admin
- Berita

Belantara Learning Series Episode 14 Bahas Ekosistem Mangrove dan Masa Depan Karbon Biru: Kolaborasi Akademisi, Pemerintah, dan Praktisi Lingkungan. Bogor, 20 November 2025
Biologi - Program Belantara Learning Series (BLS) Episode 14 kembali digelar pada Kamis, 20 November 2025, sebagai upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kapasitas dan pemahaman publik mengenai isu lingkungan terkini. Kegiatan yang mengusung tema “Ekosistem Mangrove dan Masa Depan Karbon Biru” ini merupakan hasil kolaborasi antara Belantara Foundation, Program Studi Magister Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan, serta sejumlah institusi akademik, termasuk Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan, Universitas Riau, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Andalas. Webinar dilaksanakan secara luring di Auditorium Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan dan daring melalui Zoom serta kanal YouTube Belantara Foundation.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai respons terhadap fakta bahwa Indonesia memiliki ekosistem mangrove terbesar di dunia, mencapai 3,44 juta hektare berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2025. Namun, dalam empat dekade terakhir Indonesia telah kehilangan lebih dari satu juta hektare mangrove akibat alih fungsi lahan, abrasi, dan pembangunan yang tidak terkendali. Padahal, ekosistem mangrove tidak hanya berfungsi sebagai pelindung alami pesisir, tetapi juga berperan besar dalam penyimpanan karbon biru, mitigasi krisis iklim, serta keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir. Melihat urgensi ini, kegiatan BLS Episode 14 dirancang untuk mengedukasi mahasiswa, akademisi, praktisi, pemerintah, swasta, jurnalis, dan masyarakat umum tentang pentingnya pelestarian ekosistem mangrove sebagai infrastruktur alami yang harus dijaga.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Sri Setyaningsih, M.Si., Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan yang sekaligus memberikan opening speech dan resmi membuka kegiatan. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas negara untuk memperkuat upaya perlindungan mangrove dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Setelah pembukaan, Prof. Sri Setyaningsih juga menyerahkan piagam penghargaan kepada seluruh keynote speaker, narasumber, serta moderator sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka.
Rangkaian utama dimulai dengan sesi keynote yang menghadirkan tiga tokoh penting. Keynote pertama disampaikan oleh Puji Iswari, S.Hut., M.Si., Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Jawa, Kementerian Lingkungan Hidup, yang membahas regulasi dan implementasi perlindungan mangrove di Indonesia. Keynote kedua dibawakan oleh Prof. Dr. rer.pol. Ir. Didik Notosudjono, M.Sc., IPU, Asean Eng., Rektor Universitas Pakuan, yang memaparkan peran akademisi dalam mendukung pengelolaan ekosistem mangrove dan penguatan penelitian karbon biru. Sementara itu, keynote ketiga diisi oleh Dr. Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation, yang menyoroti upaya restorasi ekosistem mangrove sebagai dukungan nyata bagi penyerapan karbon biru.

Belantara Learning Series Episode 14 Bahas Ekosistem Mangrove dan Masa Depan Karbon Biru: Kolaborasi Akademisi, Pemerintah, dan Praktisi Lingkungan. Bogor, 20 November 2025
Memasuki core session, webinar menghadirkan lima narasumber internasional dan nasional yang memberikan perspektif komprehensif dari sisi penelitian, konservasi, pemberdayaan masyarakat, hingga manajemen ekosistem mangrove. Paparan pertama disampaikan oleh Dr. Virni Budi Arifanti dari BRIN, yang mengulas kontribusi konservasi dan restorasi mangrove bagi mitigasi perubahan iklim. Dilanjutkan dengan Maeve Nightingale, M.Sc. dari IUCN Asia-Thailand, yang menjelaskan potensi mangrove dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Paparan ketiga diisi oleh Prof. Dr. Irfan Azis dari University of Karachi, Pakistan, yang menggambarkan tantangan dan peluang pengelolaan mangrove di negaranya.

Belantara Learning Series Episode 14 Bahas Ekosistem Mangrove dan Masa Depan Karbon Biru: Kolaborasi Akademisi, Pemerintah, dan Praktisi Lingkungan. Bogor, 20 November 2025
Sesi kedua menghadirkan Kanchan Pawar, IFS. dari India yang memaparkan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat melalui mangrove. Dilanjutkan dengan Dr. Biswajit De dari Assam, India, yang mengisahkan bagaimana pemberdayaan komunitas lokal mampu memperkuat perlindungan pesisir, khususnya di kawasan Sungai Brahmaputra. Seluruh sesi dipandu oleh moderator Prof. Dr. Saya Yoshida Srie Rahayu, dosen Program Studi Biologi FMIPA dan Program Magister Manajemen Lingkungan Universitas Pakuan, yang mengarahkan diskusi dengan interaktif.
Kegiatan yang diikuti oleh 300–500 peserta dari berbagai kalangan ini turut melibatkan lima universitas mitra yang mengadakan sesi nonton bareng dan diskusi. Peserta yang hadir tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari luar negeri, mengingat BLS merupakan program yang telah diakui di tingkat internasional. Interaksi antarpeserta semakin hidup melalui sesi tanya jawab, jajak pendapat, serta kegiatan giveaway yang mendorong peserta untuk membagikan wawasan melalui media sosial.
Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman publik mengenai ekosistem mangrove dan karbon biru, memperkuat jejaring kolaborasi antara akademisi, pemerintah, LSM, media, dan dunia usaha, serta menginspirasi peserta untuk terlibat dalam konservasi mangrove. BLS Episode 14 juga menjadi platform strategis dalam mendukung implementasi PPEM dan target SNDC yang memasukkan karbon biru sebagai komponen mitigasi perubahan iklim nasional.
Kegiatan ditutup pada pukul 12.00 WIB dengan harapan bahwa kolaborasi lintas sektor dapat terus diperkuat. BLS Episode 14 diharapkan menjadi momentum panjang bagi peningkatan literasi publik, mendorong riset inovatif, serta memperkuat peran mahasiswa dan akademisi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove Indonesia.
